SHIFTORBIT — JAKARTA – Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, mengungkapkan oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) tak hanya mengganggu pembangunan pabrik BYD, tapi juga VinFast.
1. Pembangunan Pabrik VinFast Pernah Diganggu
Sebagai informasi, produsen asal Vietnam, VinFast, berinvestasi di Indonesia untuk membangun pabrik di atas lahan seluas 170 hektar di Subang, Jawa Barat. Mereka menggelontorkan dana sebesar 200 juta dolar AS atau setara Rp3,2 triliun.
“Saya pernah mendapat laporan, seperti VinFast juga pernah melaporkan ada gangguan-gangguan. Namun, saya sudah bantu untuk komunikasikan ke wilayah setempat,” kata Moeldoko di Jakarta, Selasa (24/4/2025).
encananya, VinFast akan mengoperasikan fasilitas pabrik mereka pada kuartal keempat 2025 dengan memproduksi mobil listrik VF 3. Fasilitas tersebut akan terdiri atas jalur perakitan, Body Shop, General Assembly Shop, Paint Shop, dan area pengujian.
2. Jaga Iklim Investasi
Moeldoko meminta seluruh pihak untuk menjaga iklim investasi di Indonesia agar tetap kondusif bagi investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Sebab, hal ini akan memberi dampak besar untuk membuka lapangan pekerjaan baru.
“Kami mengimbau supaya di tengah situasi iklim dunia usaha yang perlu perhatian, maka semua masyarakat Indonesia harus menciptakan iklim investasi yang baik, jangan sampai pengangguran makin banyak,” ujarnya.
Diketahui, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mendapat laporan BYD mengalami gangguan dari oknum ormas dalam pembangunan pabrik di Subang. Hal tersebut didapatkannya saat mendapat undangan ke Shenzhen, China.
“Sempat ada permasalahan terkait premanisme ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD. Saya kira itu harus tegas, pemerintah perlu tegas untuk menangani permasalahan ini,” ucap Eddy dalam unggahan di Instagram pribadinya.