SHIFTORBIT — Wina – Seorang pria berbobot 289 kilogram di Austria, yang dijuluki sebagai narapidana terberat di negara itu, memicu perdebatan publik karena biaya perawatannya yang membengkak dan ditanggung dari uang pajak masyarakat.
Pria berusia 29 tahun itu ditangkap usai penggerebekan di rumahnya di Wina. Polisi menemukan puluhan kilogram narkoba, termasuk 45 kilogram ganja, dua kilogram kokain, hampir dua kilogram amfetamin, serta lebih dari 2.000 butir ekstasi, dilansir dari Odditycentral, Minggu (24/8/2025).
Awalnya ia ditempatkan di Penjara Josefstadt, Wina, namun hanya beberapa hari.
Berat badannya hampir merusak ranjang, sehingga ia dipindahkan ke Penjara Korneuburg, sekitar 15 kilometer utara ibu kota. Di sana, tahanan obesitas ini mendapat ranjang khusus dengan baja las serta perawatan 24 jam dari perawat eksternal. Semua fasilitas itu menelan biaya sangat tinggi.
Biaya Perawatan yang Mahal
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4717453/original/031148700_1705391334-fotor-ai-20240116142033.jpg)
Media lokal Kronen Zeitung menyoroti alasan di balik keputusan itu.
“Penempatan di unit rumah sakit dengan pengamanan khusus tidak memungkinkan karena biayanya lebih mahal,” tulis media tersebut.
Meski begitu, biaya perawatan narapidana terberat Austria bisa mencapai 1.800 euro (Rp34 juta) per hari. Padahal, tahanan biasa rata-rata hanya menelan 180 euro (Rp3,5 juta) per hari.
Biaya tambahan juga tak kalah mencengangkan. Misalnya, transportasi khusus untuk memindahkan tahanan ini bisa mencapai 5.000 euro (Rp97 juta) sekali jalan. Untuk menghemat, pemeriksaan dan interogasi dilakukan lewat video call.
Kasus ini pun memicu perdebatan hangat di masyarakat Austria.
“Dia menghabiskan biaya 10 kali lipat dibanding tahanan biasa,” tulis media setempat.
“Sementara warga di luar penjara harus menunggu berbulan-bulan untuk bertemu dokter, justru ada dana besar yang dialokasikan untuk penjahat berat,” tulis media lain.